Sumenep – Rencana penampilan DJ Almira Berto di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menuai penolakan keras dari berbagai kalangan, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Selain penolakan dari masyarakat dan tokoh setempat, Polres Sumenep juga tidak mengeluarkan izin bagi penyelenggaraan acara tersebut.
Acara yang semula direncanakan berlangsung di Desa Saronggi, Kecamatan Saronggi, dipindahkan ke Lapangan Giling, Kecamatan Kota Sumenep, namun tetap batal karena penolakan masyarakat.
Langkah Polres Sumenep ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Jaringan Kajian Advokasi Rakyat (JANGKAR).
Ketua JANGKAR, Mohammad Nor, memuji keputusan kepolisian yang dinilai selaras dengan karakter budaya Sumenep sebagai wilayah yang kental dengan nilai religius dan tradisi pesantren.
“Keputusan ini menunjukkan sinergi aparat dengan masyarakat untuk mempertahankan identitas Sumenep sebagai daerah yang menjunjung adat ketimuran dan nilai-nilai religius,” ujar Nor, Senin (20/1/2025).
Nor, yang merupakan mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menegaskan bahwa meski terbuka terhadap budaya luar, masyarakat Sumenep tetap menjaga nilai-nilai adat dan ajaran dari para pemuka agama.
“Masyarakat Kota Keris hidup berdampingan dengan adat dan budaya yang kuat, serta menjunjung tinggi ajaran para guru dan tokoh agama,”tambahnya.
Selain itu, Nor juga menyentil akun tiktok Aminelly Maxgym, dimana dalam postingannya ia menyampaikan rasa kecewa dengan mempertanyakan perbedaan konser musik Dj, Rock, dan dangdut. Bahkan ia menyinggung soal kerugian penyelenggara akibat batalnya acara itu.
“Kalaupun memang ada pembatalan, kenapa Kapolres sumenep tidak Me-warning jauh-jauh hari sebelumnya sehingga Panitia tidak banyak Terkuras tenaga dan sebagainya hingga dana Puluhan bahkan Ratusan juta.” ujar akun tiktok Aminelly Maxgym yang juga sempat berkomentar pada beberapa media, Minggu (19/01/25).
Menurut Nor, tak perlu menghakimi keputusan Polres Sumenep, sebab apa yang menjadi keputusannya, itu sudah melalui kajian serta pertimbangan yang matang. Mengingat bumi Sumekar kental dengan budaya lokal serta berpegang teguh terhadap nilai-nilai keislaman