MANILA, PROPUBLISH.ID – Filipina kembali diguncang konflik politik setelah Wakil Presiden Sara Duterte melontarkan ancaman mengejutkan terhadap Presiden Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr. Dalam sebuah konferensi pers, Duterte secara tegas menyatakan telah menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Marcos, Ibu Negara Liza Araneta, dan Ketua DPR Martin Romualdez jika dirinya menjadi korban pembunuhan.
“Saya telah berbicara dengan seseorang. Saya katakan, jika saya terbunuh, pergilah bunuh BBM (sebutan bagi Bongbong Marcos), Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Ini bukan candaan. Ini bukan candaan,” ujar Duterte, dikutip dari Sky News, Minggu (24/11/2024).
Respon Istana Kepresidenan Terhadap Ancaman Sara Duterte
Ancaman terbuka ini memicu respons cepat dari Istana Kepresidenan Filipina. Dalam pernyataan resmi, Kantor Komunikasi Kepresidenan menegaskan bahwa langkah-langkah perlindungan telah diambil untuk mengamankan Presiden dan keluarganya.
“Bertindak berdasarkan pernyataan Wakil Presiden yang jelas dan tegas bahwa ia telah menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh Presiden jika sebuah rencana yang dituduhkan terhadapnya berhasil, Sekretaris Eksekutif telah merujuk ancaman aktif ini kepada Komando Keamanan Presiden untuk segera mengambil tindakan yang tepat,” ujar Kantor Komunikasi Kepresidenan.
“Ancaman apa pun terhadap nyawa Presiden harus selalu ditanggapi dengan serius, terlebih lagi ancaman ini telah diungkapkan secara terbuka dengan istilah yang jelas dan pasti,” tambahya.
Hubungan antara Sara Duterte dan Ferdinand Marcos Jr. telah lama memanas, terutama setelah Duterte secara terbuka menuduh Marcos sebagai pemimpin yang tidak kompeten. Konflik antara dua dinasti politik besar ini semakin memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas nasional.
Respon Publik Terhadap Ketegangan
Ancaman ini mencerminkan dinamika rumit dalam politik Filipina yang kerap melibatkan perebutan kekuasaan di antara keluarga-keluarga politik terkemuka. Dengan meningkatnya perhatian publik, banyak pihak mendesak agar konflik ini diselesaikan secara diplomatis demi menjaga stabilitas dan keamanan negara.
Situasi ini kini menjadi sorotan utama di Filipina, dengan semua pihak menantikan langkah-langkah pemerintah untuk menenangkan suasana. Apakah konflik antara Duterte dan Marcos akan menemukan solusi damai atau justru memicu eskalasi lebih lanjut? Publik hanya bisa menunggu dan berharap.