Opini – Pemerintah memiliki peranan yang sangat fundamental untuk menciptakan kesejahteraan, melalui komparasi pembuatan kebijakan berdasarkan standar prioritas dan urgensinya. Namun, seringkali kebijakan pemerintah lebih mengarah pada hal-hal hedonistik, seperti pembangunan infrastruktur megah atau acara-acara seremonial yang menghabiskan banyak anggaran.
Beberapa permasalahan krusial dan mendasar seperti pendidikan, kesehatan, dan pengembangan kualitas manusianya justru terabaikan. Pemerintah seolah lebih bangga memamerkan pencapaian fisik yang instan, tanpa memikirkan implikasi jangka panjang bagi masyarakat Sumenep.
Pemuda yang menyandang status sebagai generasi penerus (iron stock), hanya dijadikan sebagai batu loncatan untuk memeriahkan acara seremonial, tanpa mengindahkan kebutuhan program nyata untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan. Pendidikan sebagai fondasi utama sering kali hanya jadi jargon, sementara anggaran dialihkan untuk kegiatan hedonistik seperti pesta rakyat, pada saat yang bersamaan sekolah-sekolah di pelosok masih sangat kekurangan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar.
Pemerintah harus fokus pada program peningkatan kualitas manusia yang berkelanjutan (sustainable), seperti pelatihan keterampilan pelestarian kearifan lokal, perbaikan fasilitas sekolah, dan akselerasi serta peningkatan akses belajar berbasis digital yang lebih masif. Sistem manajemen kinerja yang jelas dan program pengembangan karir, seperti mentoring.
Kesejahteraan tidak akan tercapai hanya dengan kegiatan hedonistik. Masyarakat butuh program nyata yang meningkatkan kualitas hidup, bukan sekadar hiburan atau pencitraan. Sudah saatnya pemerintah beralih dari budaya hedonisme menuju kebijakan yang visioner dan berpihak pada peningkatan kualitas manusia di Kabupaten Sumenep. Hanya dengan cara ini, kesejahteraan dapat benar-benar dimanifestasikan.
Penulis: Hidayatur Robby, Aktivis Pemuda Demokrasi
***
*) Artikel Opini Ditulis Hidayatur Robby, Aktivis Pemuda Demokrasi.
*) Tulisan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab media Propublish.id.
*) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
* Artikel Dikirim ke email resmi redaksipropublish@gmail.com.
*) Redaksi berhak untuk menyunting dan memperbaiki artikel sesuai dengan standarisasi media Propublish.id.
* Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirimkan.