PROPUBLISH.ID, OPINI – Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi, manusia modern dihadapkan pada berbagai dilema moral dan eksistensial. Meski ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang, kebingungan dan keraguan tetap menghantui, terutama terkait makna hidup, etika, dan keadilan sosial. Dalam konteks ini, filsafat Yunani kuno kembali relevan sebagai sumber kebijaksanaan untuk menjawab tantangan zaman now.
Socrates: refleksi dan pencarian makna hidup
Socrates mengajarkan bahwa hidup yang baik adalah hidup yang terus dipertanyakan. Ia mendorong setiap individu untuk tidak menerima norma sosial begitu saja, melainkan selalu mencari pemahaman lebih dalam tentang apa yang benar, baik, dan adil. “Hidup yang tidak dipertanyakan tidak layak untuk dijalani,” katanya.
Pesan ini sangat relevan di era modern, ketika banyak orang terjebak dalam rutinitas atau sibuk dengan media sosial. Ajaran Socrates mengingatkan kita untuk merenung: Apakah hidup kita benar-benar bermakna? Apakah kita hidup sesuai dengan nilai-nilai yang kita yakini, atau sekadar mengikuti arus?
Aristoteles: etika dan kebahagiaan sejati
Dalam Nicomachean Ethics, Aristoteles memperkenalkan konsep eudaimonia atau kebahagiaan sejati, yang dicapai melalui pengembangan kebajikan moral dan intelektual. Kebahagiaan, menurutnya, bukan sekadar kesenangan sementara, tetapi hidup yang bermakna dan penuh tujuan.
Di tengah kemajuan teknologi, etika Aristoteles menawarkan panduan penting. Misalnya, dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI), kita perlu memastikan teknologi ini mendukung kesejahteraan manusia, bukan sekadar mengejar efisiensi. Dari sini kita belajar bahwa teknologi harus digunakan untuk memperbaiki kehidupan, bukan sebaliknya.
Plato: pencarian kebenaran di era post-truth
Plato, melalui alegori gua dalam Republik, menggambarkan bagaimana manusia sering terjebak dalam ilusi dan gagal melihat kebenaran sejati. Alegori ini relevan di era media sosial, di mana disinformasi dan bias informasi mudah menyebar.
Kasus terbaru, seperti kontroversi di media sosial terkait delik korupsi besar, menunjukkan bagaimana informasi yang tidak jelas sering memengaruhi opini publik. Ajaran Plato mengingatkan kita untuk keluar dari “gua” ilusi dan mencari kebenaran yang objektif, meski itu sulit diterima.
Relevansi filsafat Yunani untuk demokrasi dan keadilan
Pandangan Plato dan Aristoteles tentang keadilan dan demokrasi tetap relevan. Plato menekankan pentingnya pemimpin bijaksana, sementara Aristoteles mendorong pemerintahan yang berfokus pada kesejahteraan bersama. Dalam masyarakat modern, gagasan mereka menginspirasi kita untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan berkeadilan sosial.
Kesimpulan
Filsafat Yunani kuno menawarkan prinsip-prinsip yang dapat membantu kita menghadapi tantangan zaman now, mulai dari refleksi hidup, etika teknologi, hingga pencarian kebenaran di era post-truth. Di tengah kompleksitas dunia modern, ajaran Socrates, Plato, dan Aristoteles menjadi panduan berharga untuk menjalani hidup yang lebih bermakna dan bijaksana.
***
*) Artikel Opini Ditulis Oleh Hosi’in, Mahasiswa STIT Al-Ibrohimy & Kader HMI Cakraningrat Galis, Bangkalan.
*) Tulisan artikel sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak termasuk tanggung jawab Media Propublish.id.
*) Rubrik terbuka untuk umum. Panjang tulisan maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata.
*) Redaksi berhak untuk tidak menayangkan opini yang dikirimkan.