JAKARTA, PROPUBLISH.ID – Nama Effendi Simbolon kembali menjadi sorotan setelah kritik pedasnya terhadap Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Effendi menilai sudah saatnya Megawati mundur dari posisinya demi regenerasi dan pembaruan total di tubuh partai.
“Ini bukan sekadar soal regenerasi, tetapi juga bentuk pertanggungjawaban. Ketika ada pelanggaran hukum, pemimpin tertinggi harus bertanggung jawab. Partai itu bukan milik perorangan, melainkan harus diatur sesuai undang-undang dan bertanggung jawab kepada publik,” kata Effendi, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (8/1/2025).
Effendi juga menyoroti lamanya Megawati memimpin PDIP, yang menurutnya sudah tidak relevan dengan kebutuhan partai di era saat ini.
“Sudah waktunya pembaruan total. Kasus ini fatal, dan seluruh kepemimpinan harus dievaluasi,” tegasnya.
Profil Effendi Simbolon
Effendi Muara Sakti Simbolon lahir di Banjarmasin pada 1 Desember 1964. Ia mengawali karier politiknya di PDIP dan sempat menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Sumber Daya dan Dana. Pada 2010, Effendi diusung sebagai kandidat Sekretaris Jenderal PDIP untuk periode 2010–2015.
Namun, langkah politiknya di PDIP terhenti pada 30 November 2024. Effendi dipecat setelah mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono dalam Pilkada DKI Jakarta 2024, yang dianggap melanggar etik partai.
Sebelumnya, Effendi juga pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Utara pada 2013 bersama Jumiran Abdi. Pasangan ini meraih posisi kedua dengan perolehan suara 24,34 persen, di bawah Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi.
Perjalanan Pendidikan dan Organisasi
Effendi menyelesaikan pendidikan dasarnya di SD Negeri Cendrawasih Banjarbaru, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 41 dan SMA Negeri 3 Jakarta. Ia kemudian meraih gelar Sarjana Manajemen Perusahaan dari Universitas Jayabaya pada 1988.
Tak berhenti di situ, Effendi melanjutkan studi S-2 di Universitas Padjadjaran dan meraih gelar Magister Ilmu Politik pada 2013. Ia juga berhasil menyelesaikan program S-3 Hubungan Internasional di universitas yang sama pada 2015.
Selain aktif di politik, Effendi berperan di berbagai organisasi. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum PB Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia) pada 2008–2012. Ia juga menggagas pembentukan Pusat Punguan Simbolon dohot Boruna se-Indonesia (PSBI) dan dipercaya sebagai Ketua Umum organisasi tersebut.
Desakan Mundur untuk Megawati
Menurut Effendi, permasalahan yang menimpa PDIP belakangan ini merupakan bukti perlunya pembaruan di tingkat kepemimpinan.
“Partai harus bergerak ke arah yang lebih baik. Kepemimpinan yang lama harus memberikan ruang untuk perubahan,” ujarnya.
Kritik Effendi terhadap Megawati menuai beragam tanggapan, namun ia tetap teguh pada pendiriannya. Desakan ini, menurutnya, merupakan bagian dari tanggung jawab moral kepada masyarakat dan konstituen.
Pernyataan Effendi ini mempertegas dinamika internal PDIP dan membuka ruang diskusi tentang regenerasi dan masa depan partaiberlambang banteng tersebut.