JAKARTA, PROPUBLISH.ID – Keputusan Meta untuk menghentikan program pemeriksaan fakta pihak ketiga di Facebook dan Instagram menuai kecaman dari berbagai pihak.

Dalam video yang dipublikasikan bersama dengan unggahan blog pada Selasa (waktu setempat), CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan alasan penghentian tersebut. Ia menyatakan bahwa program moderasi oleh pihak ketiga “terlalu bias secara politik” dan menegaskan bahwa sudah saatnya kembali ke kebebasan berekspresi di platform.

Sebagai alternatif, Meta menggantikan program tersebut dengan Community Notes, sistem yang berbasis kontribusi pengguna untuk memberikan konteks pada informasi yang beredar.

Namun, langkah ini tidak diterima dengan baik oleh beberapa pihak. Ross Burley, Co-Founder dari Centre for Information Resilience, menilai bahwa keputusan ini merupakan langkah mundur dalam memerangi disinformasi. “Ini adalah kemunduran besar bagi moderasi konten di saat disinformasi berkembang pesat,” ujarnya, dikutip dari AFP, Rabu (8/1/2025).

Sementara itu, Michael Wagner, akademisi dari Universitas Wisconsin-Madison, menambahkan, “Mengandalkan kontribusi sukarela untuk memeriksa informasi adalah penghindaran tanggung jawab sosial.”

Meta sendiri beralasan bahwa Community Notes memberikan kebebasan kepada pengguna untuk menambah konteks pada setiap postingan. Namun, banyak pihak meragukan efektivitas sistem ini. Angie Holan, Direktur International Fact-Checking Network (IFCN), mengungkapkan keprihatinannya, “Keputusan ini akan merugikan pengguna yang bergantung pada informasi yang akurat.”

Penghentian program ini juga memengaruhi organisasi pemeriksa fakta yang selama ini mendapatkan pendanaan dari Meta. Langkah ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan moderasi konten di platform media sosial terbesar tersebut.

Editor: Lestari Dewi
Reporter: Siti Maimunah